Hindari overstocking dengan 5 strategi fantastis ini

Diterbitkan: 2023-06-01

Manajemen inventaris sangat penting untuk bisnis apa pun, terutama bisnis e-niaga. Dalam upaya memenuhi pesanan online tepat waktu dan menghindari kehabisan stok, merek menghadapi masalah yang lebih serius—kelebihan stok.

Meskipun setiap niat untuk menyenangkan pelanggan adalah benar, tetapi menimbun terlalu banyak dapat menghabiskan modal Anda dan menghabiskan keuntungan Anda. Karena itulah menghindari kelebihan stok menjadi sebuah kebutuhan.

Tidak tahu bagaimana? Jangan khawatir, kami siap membantu Anda.

Di blog ini, kami akan memberi tahu Anda apa itu overstocking, apa yang menyebabkan overstocking, mengapa overstocking buruk bagi bisnis Anda, dan bagaimana merek e-niaga menghindari overstocking.

Apa itu overstocking?

Overstocking terjadi ketika merek e-niaga menyimpan lebih banyak inventaris daripada yang dapat mereka jual pada waktu tertentu. Produk berlebih ini juga disebut "stok surplus".

Misalnya, suatu merek memiliki 1.000 kemeja dalam inventarisnya. Namun kecepatan penjualan mereka jauh berkurang, sehingga mereka mampu menjual 500 unit dan sisanya tergeletak di gudang. Stok berlebih sebanyak 500 kemeja ini disebut "overstock".

Apa alasan overstocking?

Berikut ini penyebab kelebihan stok:

1. Takut kehabisan stok

Stok habis, juga dikenal sebagai "kehabisan stok", terjadi saat bisnis kehabisan produk yang siap dibeli pelanggan. Karena takut kehabisan stok, merek e-niaga menyimpan kelebihan inventaris. Tidak memiliki stok yang cukup dapat menyebabkan peluang yang hilang untuk penjualan. Ini juga memiliki biaya jangka panjang yang terkait dengannya seperti pelanggan yang frustrasi atau berdampak pada reputasi merek. Untuk mengatasi situasi tersebut, merek e-niaga sering berakhir dengan kelebihan stok.

Kehabisan persediaan membebani pengecer $1 triliun setiap tahun.

2. Manajemen persediaan yang buruk

Penyebab umum lain dari overstocking adalah manajemen persediaan yang buruk. Hal ini dapat terjadi ketika merek tidak memiliki teknologi dan proses yang diperlukan untuk melacak tingkat inventaris, tren penjualan, dan permintaan secara akurat. Tanpa informasi ini, merek mungkin memesan terlalu banyak inventaris, yang menyebabkan kelebihan stok.

3. Antisipasi penjualan musiman

Merek e-niaga dapat memesan inventaris berlebih untuk mengantisipasi penjualan kilat, obral meriah, atau puncak permintaan musiman lainnya. Meskipun pendekatan ini dapat membantu merek memenuhi permintaan pelanggan selama periode tersebut, pendekatan ini juga dapat menyebabkan kelebihan stok jika penjualan tidak terwujud seperti yang diharapkan.

Mengapa merek e-niaga harus menghindari kelebihan stok?

Overstocking dapat merugikan keberhasilan merek e-niaga karena alasan berikut:

1. Biaya penyimpanan yang berlebihan

Biaya penyimpanan adalah biaya yang terkait dengan penyimpanan dan pemeliharaan persediaan. Ketika merek e-niaga kelebihan stok, itu meningkatkan biaya penyimpanannya karena memiliki lebih banyak inventaris untuk disimpan dan dipelihara. Ini bisa sangat bermasalah untuk usaha kecil dengan sumber daya terbatas karena biaya penyimpanan dapat dengan cepat menggerogoti margin keuntungan. Selain itu, menyimpan kelebihan persediaan mengikat modal yang dapat digunakan untuk tujuan lain, seperti berinvestasi dalam pemasaran atau pengembangan produk.

2. Risiko kedaluwarsa produk

Overstocking juga dapat meningkatkan risiko kadaluarsa produk. Banyak produk memiliki umur simpan yang terbatas, seperti makanan dan kosmetik, dan jika tidak dijual sebelum tanggal kedaluwarsa, maka tidak dapat dijual lagi. Hal ini dapat mengakibatkan kerugian yang signifikan bagi merek e-niaga, karena mereka harus membuang produk atau menjualnya dengan diskon besar. Selain itu, jika pelanggan menerima produk kadaluwarsa, hal itu dapat merusak reputasi merek dan menyebabkan ulasan negatif serta penurunan loyalitas pelanggan.

3. Arus kas terbatas

Overstocking dapat membatasi arus kas merek e-niaga. Ketika sebuah bisnis kelebihan persediaan, ia mengikat modal kerjanya dalam inventaris, menyisakan lebih sedikit uang yang tersedia untuk pengeluaran lain, seperti penggajian, pemasaran, dan pengembangan produk. Ini bisa menjadi masalah bagi merek e-niaga yang perlu banyak berinvestasi dalam pemasaran dan periklanan untuk menarik pelanggan dan mengembangkan bisnis mereka. Selain itu, jika merek e-niaga harus mendiskon kelebihan inventaris untuk menjualnya dengan cepat, ini dapat menyebabkan penurunan margin keuntungan dan penurunan arus kas lebih lanjut.

Bagaimana cara menghindari kelebihan stok sebagai merek e-niaga?

Berikut adalah strategi yang dapat membantu merek e-niaga untuk mencegah kelebihan stok:

1. Berinvestasi dalam Sistem Manajemen Inventaris (IMS)

Beberapa penjual e-niaga tidak melacak inventaris sama sekali atau menggunakan metode pelacakan manual. Tidak hanya memakan waktu, tetapi juga rentan terhadap kesalahan manusia. Sistem manajemen inventaris (IMS) dapat memungkinkan Anda melacak inventaris secara lebih efisien dan mempertahankan tingkat inventaris yang optimal. Itu juga dapat memberi Anda data untuk memastikan dan menetapkan tingkat standar dan menyusun ulang tingkat inventaris standar untuk membantu menghindari kelebihan stok dan biaya yang tidak perlu.

2. Menilai tren pasar

Salah satu cara untuk mengurangi kemungkinan overstocking adalah dengan memantau tren ekonomi dan pasar dengan cermat. Cara sederhana dan efektif untuk memahami tren pasar adalah dengan memanfaatkan Google Trends. Alat ini memberikan wawasan berharga bagi merek e-niaga tentang minat produk dari waktu ke waktu melalui berbagai indikator. Dengan demikian, lansiran dari Google Trends akan membantu Anda menimbun sesuai kondisi pasar, saat permintaan bisa tinggi atau rendah berdasarkan berbagai faktor.

3. Lakukan audit inventaris secara teratur

Dengan meninjau tingkat inventaris secara rutin, merek dapat mengidentifikasi kelebihan inventaris sebelum menjadi masalah serius. Ini dapat membantu Anda mengetahui apakah inventaris fisik setara dengan inventaris yang dikodekan ulang di sistem Anda.

4. Bekerja dengan penyedia 3PL

Salah satu opsi terbaik untuk menghindari kelebihan stok adalah bekerja sama dengan penyedia logistik pihak ketiga. Mereka bisa menjadi sekutu Anda dalam pengemasan, pergudangan, dan pemenuhan. Dengan Sistem Manajemen Inventaris (IMS) Eshopbox, Anda dapat mempertahankan inventaris yang cukup setiap saat. Ini akan memungkinkan Anda menghitung tingkat persediaan optimal untuk menetapkan tingkat persediaan standar guna membantu Anda menghindari kelebihan stok dan biaya yang terkait dengannya. Eshopbox juga mengirimkan pengingat pengisian inventaris proaktif saat Anda kehabisan stok untuk memastikan pemenuhan pesanan tanpa gangguan. Penyedia layanan 3PL yang didukung teknologi seperti Eshopbox juga memberikan akses ke dasbor yang dapat ditindaklanjuti untuk memberikan visibilitas lengkap inventaris secara real-time.

5. Jalankan penjualan kilat

Obral kilat adalah cara yang bagus untuk menjual kelebihan inventaris Anda. Anda dapat menjual produk dengan diskon besar untuk jangka waktu tertentu. Ini dapat membantu Anda menjual inventaris dengan cepat, mengurangi risiko inventaris menjadi usang, dan mempertahankan arus kas positif.

Membungkus

Overstocking dapat merusak keberhasilan merek e-niaga karena meningkatkan biaya penyimpanan, risiko kedaluwarsa produk, dan membatasi arus kas. Untuk menghindari kelebihan stok, merek e-niaga harus menerapkan praktik manajemen inventaris yang efektif. Bahkan bantuan dari para ahli seperti Eshopbox dapat memungkinkan Anda mengatasi masalah kelebihan stok dan memungkinkan Anda mencapai kesuksesan jangka panjang.